RENCANA STRATEGIS MSDM DENGAN
HR TOOLS DAN KPI
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan
lingkungan yang cepat dan perkiraan terhadap dampak era globalisasi harus
diantipasi dan disadari untuk manajemen rumah sakit. Kemajuan dan pemikiran
yang kritis dari masyarakat, perlu mendapat perhatian dan kesepakatan tinggi.
Pesaingan antara rumah sakit swasta yang jumlahnya terus bertambah, semakin
memperjelas pentingnya mutu SDM. SDM merupakan salah satu faktor kunci kemajuan
suatu organisasi, bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa
modal atau asset bagi organisasi.
MSDM telah dimulai pada zaman kuno ketika manusia mulai
mendirikan Negara, lembaga bisnis dan lembaga sosial. MSDM diterapkan dengan
baik dikerajaan Tiongkok pada tahun 2000 SM untuk menyeleksi dan mengembangkan
karir para pegawai kerajaan.
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu
organisasi untuk menentukan strategi atau arahan serta mengambil keputusan
untuk mengalokasikan sumber daya untuk mencapai strategi ini. Perencanaan strategis
atau strategic planning merupakan
sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk
melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah
sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk
mereka bekerja menuju lima tahun sampai dengan sepuluh tahun ke depan
(Kerzner,2001).
Untuk mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh
organisasi dalam rangka mempunyaai keunggulan kompetitif maka para pimpinana
organisasi, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada
proses perencanaan strategis / strategic
planning (Brown,2005).
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan
manajemen perubahan, hal ini telah menjadi penelitian beberapa ahli (e.g Ansoff,1965
; Anthony,1965 ; Lorange,1980 ; Steiner, 1979). (Lorange,1980) menuliskan bahwa
strategic planning adalah kegiatan
yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan merubah perusahaan / organisasi
sehingga apabilaa strategic planning
tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan.
Dengan menerapkan system manajemen kinerja, organisasi
berupaya untuk memastikan agar arah pengembangan organisasi selaras dengan
visi, misi dan rencana strategis organisasi. HR assesment tools dan KPI (Keys
Performance Indicator) yang tepat dapat memberikan gambaran penilaian
pencapaian kinerja organisasi dapat terukur sesuai dengan tujuan organisasi
yang tertuang dalam rencana strategi organisasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari
ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan
datang (Akdon, 2006). Rumusan visi yang baik sebaiknya memberikan isyarat :
- Visi
beorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama
- Menunjukan
keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai dengan norma harapan masyarakat
- Visi
organisasi harus mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin
dicapai
- Visi
harus mencermikaan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi,semangat
dan komitmen bagi stakeholder
- Mampu
menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan ke arah
yang lebih baik
- Menjadi
dasar perumusan misi dan tujuan organisasi
- Dalam
merumuskan visi harus disertai indikator pencapaian visi
Misi
merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi atau penjabaran visi dalam
bentuk rumusan tugas, kewajiban dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan
untuk mewujudkan visi.
Tujuan
merupakan penjabaran dari pernyataan misi, dimana tujuan adalah sesuatu yang
akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan
yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan
dalam bentuk kuantitatif akan tetapi harus dapat menunjukan kondisi yang ingin
dicapai dimasa mendatang (Akdon,2006). Tujuan akan mengarahkan tujuan sasaran,
kebijaksanaan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, oleh
karena itu tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan
indikator. Pencapaian tujuan dapat dijadikan indikator untuk menilai kinerja
sebuah organisasi.
Sasaran
merupakan target yang terukur sehingga indikator tingkat keberhasilan dari
tujuan yang telah ditetapkan. Program adalah implementasi dari visi, misi dan
tujuan. Program yang dimaksud adalah program kerja atau program operasional.
(Akdon,2006
: 302) menyatakan bahwa, langkah-langkah perencanaan strategis terdiri
dari :
- Rumusan
perumusan visi, misi dan nilai-nilai.
- Telah
lingkungan strategik, yang terdiri dari analisis lingkungan internal,
analisis lingkungan eksternal
- Analisis
strategik dan kunci keberhasilan
- Rencana
strategis yang terdiri dari merumuskan tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan,program,kegiatan suatu organisasi
Sumber daya organisasi
Organisasi / perusahaan
memerlukan , mempergunakan dan mensinergikan berbagai sumbe daya dalam mencapai
tujuan. Sumber daya adalah sesuatu yang dapat membuat organisasi mempunyai
daya, kekuatan, kekuasaan, dan energi
sehingga dapat bergerak melaksanakan aktifitas untuk mencapai tujuannya dalam
lingkungan organisasi yang kompetitif. Tanpa sumber daya, organisasi tidak
dapat melakukan sesuatu dan mencapai tujuannya.
Sumber daya organisasi banyak jenisnya, akan tetapi
sumber daya utamanya adalah sebagai berikut :
v Sumber daya manusia
SDM
merupakan kunci dari semua sumber daya organisai. Sumber-sumber lainnya hanya
diperoleh dan berfungsi jika organisasi mempunyai SDM yang berkualitas. SDM
yang berkualitas, mempunyai pengetahuan, keterampilan,kompetensi,kewirausahaan
dan kesehatan fisik dan jiwa yang prima, bertalenta,mempunyai etos kerja dan
motivasi kerja tinggi yang dapat membuat organisasi berbeda antara sukses dan
kegagalan. Efektifitas dan efisiensi sumber-sumber organisasi lainnya hanya dapat
dicapai kalau sumber daya manusianya berkualitas.
v Sumber daya financial
Setiap
perencanaan dijabarkan menjadi anggaran untuk membiayai semua aktifitas
manajemen. Tanpa dukungan angggaran para manajer dan pegawai tidak dapat
melaksanakan tugasnya .
v Sumber daya fisik
v Sumber daya teknologi
v Sumberdaya alam
v Sumber daya informasi
Tujuan utama
MSDM adalah untuk memastikan bahwa organisasi dapat mencapai sukses, tujuan
melalui anggota organisasi.
Fungsi
MSDM :
a.
Perencanaan
strategik SDM
Proses
perencanaan SDM jangka panjang yanhg merupakan bagian daripada perencanaan
strategik manajemen organisasi.
Tujuan :
mendukung pelaksanaan rencana straategik organisasi
b.
Perencanaan
SDM
Dalam
rencana ini manajer sdm merencanakan pengadaan SDM baru, mengembangkan SDM yang
ada, mengurusi kompenssasi, kesejahteraan, mengurusi hubungan industrial, PHK,
dsb
c.
Membangun
kinerja
Sdm yang
harus bekerja secara maksimal dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang ada
dalam deskripsi tugasnya (job description).
Ada kecenderungan sebagian sdm untuk bekerja secara minimal akan tetapi
mengingikan imbalan yang maksimal. Jika ini
yang terjadi, perusahaaan / organisasi akan merugi yang akhirnya berimbas pada perusahaan /
organisasi akan tidak mampu memberikan kesejahteraan kepada SDM. Agar hal tersebut
tidak terjadi, SDM perlu dimanajemeni kinerjanya agar menghasilkan kinerja
maksimal. SDM juga perlu dikembangkan pengetahuan, kemampuan, kompetensi dan
motivasi kerjanya serta diberdayakan agar kompetitif.
d.
Imbalan
SDM
Perusahaan
/ organisasi harus memberikan kompensasi yang layak dan menjamin kesejahteraan
hidup
e.
Hubungan
industrial
Membangun
hubungan baik antara perusahaan dan para karyawan
f.
Manajemn
SDM internasional
g.
Sistem
informasi MSDM
Perencanaan strategik
Merupakan proses menyusun rencana stratigik yang
merupakan suatu keputusan mengenai apa yang akan dilakukan dalam kurun waktu
jangka panjang yang mengoptimalkan keterkaitan antara organisasi dengan
lingkungannya dan menformulasikan serrta menyusun rencana operasi untuk
mencapai tujuan.
HR Assesment Tools dan KPI
HR assessment tools
adalah alat penilaian tentang sdm dalam suatu organisasi.
Komponen-komponen MSDM :
- Kapasitas
MSDM (anggaran,staff)
- Perencanaan
SDM (visi,misi,renstra)
- Kebijakan
dan pelaksanaan MSDM (job class system, remunerasi sistem,pola
recruitment, program orientasi, prosedur disiplin dan keluhan,dll)
- Data
MSDM (kepegawaiaan, komputerisasi)
- Manajemen
kinerja (job desk, supervisi, review)
- Diklat
(pelatihan staf, pengembangan manajemen dan kepemimpinan, eksternal
training institution)
Penilaian
Total komponen
assessment ada 21 komponen dengan nilai
:
-
>
80% nilai maksimum à baik
-
60
% - 80% nilai maksimum à cukup baik
-
40%
- 60% nilai maksimum à kurang baik
-
20%
- 40% nilai maksimum à buruk
-
<
20% nilai maksimum à rno rules = no management
“ Manajemen kinerja
adalah suatu ilmu untuk menerapkan sutau konsep manajemen guna mewujudkan visi
dan misi organisasi dengan mmempergunakan sumber daya diorganisasi untuk
melaksanakan kegiatan di organisasi secara maksimal. Adapun system manajemen
kinerja merupakan suatu system yang diterapkan oleh organisasi untuk memastikan
tujuan perusahaan / organisasi yang tertuang dalam visi, misi, dan rencana
strategis organisasi tercapai dengan efektif dan efisien. Dengan menerapkan
“Sistem Manajemen Kinerja”, organisasi memiliki cara untuk mengukur kemampuannya untuk mengeksekusi
strategi. System manajemen kinerja juga
akan mendorong organisassi untuk
mengelola seluruh sumber daya, kesisteman, dan karyawannya agar hasil kerja
yang diberikaan selaras dengan visi, misi dan sasaran strategis organisasi.”
Key Performance Indicator
Indikator kinerja utama adalah serangkaian indikator
kunci yang bersifat terukir dan memberikan informasi sejauh mana sasaran
strategis yang dibebankan kepada ssuatu organisasi sudah berhasil dicapai. Unsur-unsur
yang terdapat dalam KPI terdiri atas tujuan strategis, indikator kunci yang
relevan dengan sasaran strategis tersebut, sasaran yang menjadi tolak ukur, dan
jangka waktu/periode berlakunya KPI tersebut.
Tujuan penepatan KPI :
- Untu
menghubungkan antara vis, misi,tata nilai, strategi organisasi, sasaran
kinerja organisasi dengan aktifitas untuk mencapai sasaran kinerja yang
diinginkakn
- Untuk
mengukur trend kinerja organisasi dan atau divisi apakah terdapat kenaikan
atau terjadi penurunan yang signifikan.
- Untuk
membandingkan kinerja organisasi terkini dengan kinerja historis
organisasi, atau membandingakan dengan kinerja organisasi lainnya sehingga
organisasi mendapatkan gambaran mengenai keunggulan atau kelemahan organisasi
dibandingkan pesaing, serta mengetahui peluang-peluang utuk menciptakan
nilai tambah
- KPI
organisasi digunakan sebagai dasar penetapan KPI atau sasaran kinerja
divisi dan individu
- Hasil
pencapaian KPI menjadi dasar untuk
memberikan penghargaan (reward) dan konsekuensi sehingga KPI juga
bermanfaat untuk mendorong motivasi bekerja dan priaku yang baik bagi
karyawan
Pembobotan indikator kinerja indiviidu
Untuk indikator kinerja individu, pembobotan merupakan
upaya untuk menekankan indikator kinerja yang perlu mendapat perhatian atau
menjadi prioritas. Pada umumnya KPI individu yang diturunkan dari KPI organisasi
/ KPI divisi serta sasaran kerja operasional yang diperoleh dari dokumen “Uraian Jabatan” mendapat bobot
yang lebih tinggi (bobot masing-masing
KPI berkisar antara 20%-40%) dengan total bobot KPI individu yang mencerminkan
aspek hasil kinerja tersebut antara 60-80%. Sementara itu KPI, individu yang
merupakan aspek individu atau mengacu pada uraian jabatan atau cenderung mendapat
bobot yang lebih kecil (bobot masing-masing KPI berkisar 5-15%), dengan total
bobot kpi individu yang mencerminkan aspek prilaku (aspek kopetensi dan
kepemimpinan) berkisar antara 20-40%. Namun demikian hindari penilaian KPI yang
terlalu kecil untuk masing-masing indikator ( <5% ) karena menandakan bahwa
jumlah indikator yang dimiliki terlalu banyak.
Evalusi pencapaian indikator kinerja
individu adalah metode dan proses penilaian hasil pencapaian individu sesuai
dengan target sasaran kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah yang sering digunakan untuk proses evaaluasi kenerja
individu adalah “performance appraical”.
Appraical merupakan istilah dari bahasa
latin appratiare yang artinya
memberikan nilai atau penghargaan.
Proses evaluasi sebaiknya dilakukan secara objektif transparan,dan bebas dari
faktor subjektifitas (like and dislike).
BAB III
HASIL ASSESMENT HR TOOLS MSDM
RS X JAKARTA
Tabel Assesment HR
Tools MSDM
|
KOMPONEN MSDM
|
TAHAPAN PERKEMBANGAN MSDM
|
|
||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
INDIKATOR
|
|
|
KAPASITAS MSDM
|
|
|||||
|
ANGGARAN MSDM
|
TIDAK ADA
ANGGARAN YG DIALOKASIKAN UTK MSDM DAN KEGIATANNYA DALAM ORGANISASI
|
SDH ADA ALOKASI
ANGGARAN NAMUN SANGAT TERBATAS BAGI MSDM NAMUN BELUM CUKUP UTK KEGIATAN
LAINNYA (PERENCANAAN, PELATIHAN, DLL)
|
ALOKASI ANGGARAN
UTK MSDM SDH CUKUP BAIK, DAN SDH ADA ALOKASI UTK KEGIATAN LAINNYA WALAU MSH
TERBATAS (PENGEMBANGAN, EVALUASI, PERENCANAAN JANGKA PANJANG)
|
ALOKASI ANGGARAN
MSDM DAN KEGIATANNYA SDH CUKUP ADEKUAT DAN MEMILIKI ACUAN DASAR NAMUN MASIH
BELUM MEMILIKI POLA PERENCANAAN YG JELAS & TETAP (IRREGULAR)
|
ALOKASI ANGGARAN
MSDM DAN SELURUH KEGIATANNYA SUDAH MEMILIKI POLA YG JELAS & TETAP,
BERDASARKAN PERENCANAAN STRATEGIS
|
3
|
|
STAFF MSDM
|
TIDAK ADA STAF
YG DITUGASKAN UTK MENGELOLA SDM DALAM ORGANISASI
|
SDH ADA STAF YG
MENGELOLA MSDM NAMUN MEMILIKI PENGALAMAN TERBATAS TTG MSDM, DAN KADANG
MERANGKAP TUGAS DI BAGIAN LAIN
|
SDH ADA STAF YG
CUKUP BERPENGALAMAN DLM MSDM DAN BERKOMPETEN DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR DASAR
(REKRUTMEN, PHK, DLL)
|
SDH LEBIH BANYAK
STAF YG MEMILIKI PENGALAMAN MSDM DAN TERLATIH, NAMUN BELUM DAPAT DILIBATKAN
DALAM PERENCANAAN MSDM JANGKA PANJANG DLM RENSTRA
|
JUMLAH STAF YANG
MEMILIKI PENGALAMAN & KOMPETENSI MSDM SDH MEMADAI DAN MAMPU DILIBATKAN
DLM RENSTRA MSDM
|
2
|
TABEL 2.
|
KOMPONEN MSDM
|
TAHAPAN PERKEMBANGAN MSDM
|
|
||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
INDIKATOR
|
|
|
PERENCANAAN MSDM
|
|
|||||
|
VISI & MISI
ORGANISASI
|
BELUM ADA VISI
& MISI ORGANISASI
|
SUDAH ADA VISI
DAN MISI ORGANISASI, NAMUN BELUM ADA RENCANA STRATEGIS ORGANISASI
|
SUDAH ADA VISI
DAN MISI ORGANISASI DALAM RENSTRA NAMUN BELUM ADA KETERKAITAN SECARA FORMAL
DG PERENCANAAN MSDM
|
VISI DAN MISI
ORGANISASI SDH TERHUBUNG SECARA FORMAL DG VISI MISI BIDANG MSDM DI RENSTRA
ORGANISASI
|
VISI MISI SDH
DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR FORECASTING DLM PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM JANGKA
PANJANG (5-10 TH)
|
3
|
|
PERENCANAAN
MSDM
|
BELUM MEMILIKI
PERENCANAAN MSDM TAHUNAN
|
PERENCANAAN MSDM
SDH DILAKUKAN NAMUN TIDAK DIDASARKAN PADA ASESMEN YG JELAS DAN KEBUTUHAN YANG
ADA
|
TELAH DILAKUKAN
PERENCANAAN MSDM TAHUNAN NAMUN ASESMEN DASAR BELUM DILAKUKAN (VISI MSDM,
KEBUTUHAN SDM, OUTPUT TRAINING, DATA PEGAWAI YG ADA)
|
PERENCANAAN MSDM
TAHUNAN TELAH DILAKUKAN SECARA REGULER, NAMUN BELUM DIEVALUASI LEBIH LANJUT
TTG KEEFEKTIFANNYA
|
PERENCANAAN MSDM
TAHUNAN DIDASARKAN PADA VISI ORGANISASI DAN HASIL PELATIHAN PENGEMBANGAN SDM,
DIIMPLEMENTASI, EVALUASI BAGI RENSTRA OGANISASI
|
4
|
TABEL 3
|
KOMPONEN MSDM
|
TAHAPAN PERKEMBANGAN MSDM
|
|
||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
INDIKATOR
|
|
|
KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN MSDM
|
|
|||||
|
JOB
CLASSIFICATION SYSTEM
|
TIDAK ADA SISTEM
KLASIFIKASI THD JABATAN BERDASAR SKILL DAN KUALIFIKASI YG DIBUTUHKAN
|
SUDAH PERNAH
DICOBA MEMBUAT SISTEM KLASIFIKASI JABATAN, NAMUN BELUM BISA DIIMPLEMENTASIKAN
DG BAIK
|
TELAH ADA
KLASIFIKASI JABATAN NAMUN BELUM MEMILIKI SISTEM DAN POLA YG JELAS
|
TELAH DITERAPKAN
SISTEM KLASIFIKASI JABATAN DENGAN POLA YG JELAS TAPI BELUM DIGUNAKAN SBG
DASAR FUNGSI MSDM (REKRUTMEN, REMUNERASI, ANJAB, JOBDES, DLL)
|
SISTEM YG ADA
TELAH DIGUNAKAN SBG DASAR FUNGSI MSDM SEKALIGUS MENJADI DASAR RENSTRA SDM
ORGANISASI
|
4
|
|
REMUNERATION SYSTEM
|
TIDAK ADA SISTEM
REMUNERASI YG DITERAPKAN PADA SKALA GAJI DAN TUNJANGAN DI SETIAP JABATAN
|
TELAH DIBUAT SISTEM
PENGGAJIAN NAMUN BELUM DIDASARKAN PADA LATAR PENDIDIKAN, PENGALAMAN DAN
KEMAMPUAN YG ADA, HANYA BERDASARKAN ASAS EFISIENSI SEMATA
|
TELAH ADA SISTEM
PENGGAJIAN YG DIDASARKAN PADA LATAR PENDIDIKAN, PENGALAMAN & KEMAMPUAN,
NAMUN BELUM DILAKSANAKAN SECARA KONSISTEN
|
SISTEM
PENGGAJIAN YG DIDASARKAN PADA LATAR PENDDKAN PNGLMN &
KEMAMPUAN NAMUN BELUM MJD VAR YG PENGARUHI KENAIKAN GAJI, BONUS &
INSENTIF / MERIT
|
SISTEM PENGGAJIAN YG
DIDASARKAN PADA LATAR PENDDKAN PNGLMN & KEMAMPUAN,
DAN MJD VAR YG PENGARUHI KENAIK-AN GAJI, BONUS & INSENTIF /
MERIT (COST EFFECTIVE)
|
3
|
|
REKRUTMEN, TRANSFER,
PROMOTION, DEMOTION
|
TIDAK ADA PROSES
FORMAL SOAL REKRUTMEN, TRANSFER, PROMOSI, DEMOSI PADA JOBDES YG ADA
|
TELAH DILAKUKAN PROSES
REKRUTMEN, TRANSFER, PROMOSI ATAU DEMOSI, NAMUN BELUM DIDASARKAN PADA
KRITERIA YG JELAS
|
TELAH TERBENTUK SISTEM
REKRUTMEN, TRANSFER, PROMOSI ATAU DEMOSI DG KRITERIA YG JELAS &
TRANSPARAN, NAMUN BELUM ADA TINDAK LANJUT SISTEM
|
SISTEM REKRUTMEN, TRANSFER,
PROMOSI ATAU DEMOSI TELAH DIIMPLEMENTASIKAN NAMUN BELUM TERINTEGRASI DENGAN
RENSTRA ORGANISASI
|
SISTEM YG ADA TELAH
TERINTEGRASI DENGAN RENSTRA DAN SELALU DIMONITOR & DIEVALUASI UTK RENSTRA
YG ADA
|
2
|
TABEL 4
|
KOMPONEN MSDM
|
||||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
INDIKATOR
|
|
|
KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN MSDM
|
|
|||||
|
ORIENTATION
PROGRAM
|
TIDAK ADA
PROGRAM ORIENTASI FORMAL BAGI PEGAWAI BARU
|
TELAH DILAKUKAN
PELAKSANAAN ORIENTASI NAMUN MASIH DALAM BENTUK INFORMAL
|
ORIENTASI TELAH
DIJADIKAN SEBUAH PROGRAM NAMUN BELUM DILAKSANA-KAN SECARA RUTIN
|
PROGRAM
ORIENTASI TELAH RUTIN DILAKSANAKAN NAMUN BELUM TERINTEGRASI PADA RENSTRA SDM
|
PROGRAM
DILAKSANAKAN PADA SEMUA PEGAWAI BARU YG MENJABARKAN VISI MISI ORGANISASI DAN
STANDAR KINERJA YG DIHARAPKAN SHG SEMUA PEGAWAI MERASA NYAMAN.
|
3
|
|
DOKUMEN KEBIJAKAN
ORGANISASI (STRUKTUR ORG, ATURAN KEPEGAWAIAN, SOP, DLL)
|
TIDAK ADA SAMA SEKALI
|
SUDAH ADA DOKUMEN
KEBIJAKAN TAPI TIDAK PERNAH DIUPDATE BAHKAN TIDAK RELEVAN DG KONDISI
ORGANISASI SAAT INI
|
DOKUMEN KEBIJAKAN
TELAH DIBUAT SESUAI KONDISI ORGANISASI NAMUN BELUM MENCAKUP SEMUA INFORMASI
YANG DIBUTUHKAN
|
DOKUMEN KEBIJAKAN
TELAH MENCAKUP SEMUA ASPEK YG DIBUTUHKAN NAMUN BELUM DAPAT DIAKSES OLEH SEMUA
PEGAWAI & TIDAK SELALU DIJADIKAN DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN MSDM
|
DOKUMEN KEBIJAKAN
SELALU TEREVALUASI & TERUPDATE SECARA REGULAR, JUGA DAPAT DIAKSES SELURUH
PEGAWAI DAN DIJADIKAN ACUAN SEMUA KEGIATAN MSDM ORGANISASI
|
3
|
TABEL 5
|
KOMPONEN MSDM
|
TAHAPAN PERKEMBANGAN MSDM
|
|
||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
INDIKATOR
|
|
|
KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN MSDM
|
|
|||||
|
PROSEDUR KEDISIPLINAN,
PHK, KELUHAN
|
TIDAK ADA PROSEDUR
FORMAL
|
PROSEDUR TERTULIS
(FORMAL) BELUM ADA NAMUN TELAH DILAKSANAKAN SEBAGAI KEBIJAKAN SESAAT
|
PROSEDUR FORMAL TELAH
DISUSUN NAMUN TIDAK TERDAPAT KETERKAITAN YG JELAS DG STANDAR KINERJA
|
PROSEDUR FORMAL TELAH
DISUSUN BERDASAR STANDAR KINERJA YG JELAS NAMUN BELUM DIIMPLEMENTASIKAN
SECARA KONSISTEN
|
PROSEDUR FORMAL
BERDASAR STANDAR KINERJA TELAH DIKETAHUI & DIPAHAMI OLEH SEMUA PEGAWAI
& DILAKSANAKAN SECARA KONSISTEN
|
3
|
|
HUBUNGAN DG SERIKAT
PEKERJA
|
TIDAK ADA HUB SAMA
SEKALI
|
HUBUNGAN TELAH ADA,
NAMUN PERAN KEDUA PIHAK MSH BELUM JELAS
|
HUBUNGAN TELAH LEBIH
DIPERJELAS ANTARA DUA PIHAK NAMUN PIHAK MANAJEMEN BELUM TERLIBAT DLM ISU-ISU
SERIKAT
|
PIHAK MANAJEMEN TELAH
TERLIBAT NAMUN BELUM SECARA REGULER DAN KONSISTEN
|
MSDM & SERIKAT
SELALU BEKERJASAMA UTK MENYELESAIKAN DAN MENCEGAH MASALAH YG DAPAT TIMBUL
|
2
|
|
PEMENUHAN (COMPLIANCE)
HUKUM & UU KETENAGAKERJAAN
|
BELUM ADA EVALUASI THD
KEBIJAKAN MSDM ORGANISASI PADA TERPENUHINYA UU NAKER NASIONAL & LOKAL
(PROVINSI)
|
SDH PERNAH DILAKUKAN
BBRP REVIEW THD KESESUAIAN KEBIJAKAN MSDM NAMUN BELUM RUTIN
|
REVIEW DAN EVALUASI
THD KEBIJAKAN YG ADA SDH DILAKUKAN SECARA RUTIN NAMUN BLM DIMASUKKAN DLM
FUNGSI MSDM
|
REVIEW & EVALUASI
SDH DILAKUKAN SECARA RUTIN NAMUN PENYESUAIAN TDK SELALU DILAKSANAKAN
|
KEBIJAKAN MSDM &
PELAKSANAANNYA SELALU DISESUAI-KAN DG PERATURAN , UU NAKER LOKAL &
NASIONAL
|
2
|
TABEL 6.
|
KOMPONEN
MSDM
|
TAHAPAN
PERKEMBANGAN MSDM
|
|
||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
INDIKATOR
|
|
|
MANAJEMEN
KINERJA
|
|
|||||
|
JOB
DESCRIPTION
(KUALIFIKASI
JABATAN, TG JWB, ANALISA JABATAN DLL)
|
BELUM
ADA JOBDES YG DIKEMBANGKAN, BELUM PERNAH DILAKUKAN ANJAB
|
TELAH
ADA JOBDES DI BEBERAPA JABATAN INTI NAMUN BELUM MENYELURUH DAN MSH KURANG
JELAS URAIANNYA KRN TDK BERDASAR ANJAB
|
BEBERAPA
STAF TELAH MENDAPAT-KAN JOBDES NAMUN URAIAN-NYA MSH SECARA UMUM (BLM ADA
ANJAB) & KURANG PER TG JWBN & SUPERVISI
|
SEMUA
PEGAWAI SDH PUNYA JOBDES WALAU BLM LGKP, & ANALISA JABATAN SDH
DILAKSANAKAN SBG DASAR PEMBUATANNYA NAMUN BELUM DILAKUKAN RUTIN
|
SEMUA
URAIAN JOBDES SDH LNGKP, DAN SELALU DIUPDATE BERDA-SARKAN REVIEW ANJAB SECARA
RUTIN. SEMUA TUGAS SPESIFIK & SUPERVISI JELAS.
|
2
|
|
SUPERVISI KEPEGAWAIAN
|
TDK
ADA SISTEM YG JELAS, GARIS OTORITAS TDK JELAS (TUMPANG TINDIH). PARA PEGAWAI
TDK MDPTKAN PENGAKUAN THD PENCAPAIANNYA
|
TELAH
ADA GARIS OTORITAS, NAMUN MSH BELUM JELAS FUNGSI & PERAN-NYA SEHINGGA
PROSES PENGAWASAN MSH BLM JALAN
|
TELAH
LEBIH JELAS GARIS OTORITAS, FUNGSI & PERAN PENGAWASAN, JADI PROSES
PENGAWASAN TELAH TERLAKSANA WALAU MSH TERBATAS
|
SEMUA
YG MEMILIKI FUNGSI PENGAWAS-AN TELAH PAHAMI SEMUA KWENANGAN & TG JWB NYA.
JADI PIHAK ATASAN & BAWAHAN SECARA RUTIN BERTEMU UTK BAHAS WORKPLAN
|
ATASAN
SBG SUPERVISOR TELAH DPT TINGKATKAN KINERJA STAF MELALUI RENCANA PENGEMBANGAN
KOMPETENSI & PELATIHAN SECARA PERIODIK
|
3
|
|
PROGRAM
EVALUASI
(PERENCANAAN
& PENILAIAN KINERJA FORMAL)
|
BELUM
ADA PROGRAM PENILAIAN & PERENCANAAN KINERJA SECARA FORMAL
|
SUDAH
ADA PENILAIAN KINERJA NAMUN MSH BERSIFAT INFORMAL & BELUM DILAKSANAKAN
SECARA RUTIN
|
TELAH
ADA PROGRAM PENILAI-AN KINERJA TAPI BELUM TERMASUK PERENCANAAN KINERJA YG
MEMUAT RENCANA KERJA & OBYEKTIF KINERJA
|
TELAH
DIBUAT SEBUAH SISTEM PELAKSANAAN & PENGAWASAN UTK PENGEMBANGAN OBYEKTIF
KINERJA PD SETIAP PEGAWAI YG DIJADIKAN DASAR PENILAIAN KINERJA
|
SISTEM
SUDAH MENJAMIN AKUN-TABILITAS ATASAN SBG SUPERVISI DAN STAF LAIN UTK BERSAMA
MELAKSA-NAKAN SECARA REGULER & HASIL-NYA DIJADIKAN DASAR KEBIJKN SDM
|
3
|
TABEL 7.
|
KOMPONEN MSDM
|
TAHAPAN PERKEMBANGAN MSDM
|
|
||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
INDIKATOR
|
|
|
DATA SDM
|
|
|||||
|
DATA PEGAWAI
(JUMLAH, LOKASI, LEVEL
PENDIDIKAN /SKILL, USIA/JENIS KELAMIN, LEVEL GAJI, MASA KERJA)
|
DATA TDK PERNAH
DIAMBIL UTK DIKELOLA SECARA SISTEMATIS
|
DATA SUDAH DIAMBIL
NAMUN BELUM SECARA MENYELURUH & SISTEMATIS
|
KEBANYAKAN DATA SDH
DIKUMPULKAN NAMUN BELUM DI MAINTAIN DAN DIUPDATE SECARA REGULER
|
SEMUA DATA SDH LENGKAP
DAN SISTEMATIS JUGA DIUPDATE SECARA RUTIN NAMUN BLUM DIGUNAKAN SECARA FORMAL
BAGI PERENCANAAN MSDM
|
SEMUA DATA DAPAT
DIAKSES DAN TERUPDATE SECARA RUTIN & SISTEMATIS JUGA DIGUNAKAN SBG DASAR
PERENCANAAN MSDM
|
3
|
|
KOMPUTERISASI DATA
|
BELUM ADA SISTEM
INFORMASI MSDM BERBASIS KOMPUTER BAIK EKSTERNAL ATAU INTERNAL
|
TELAH ADA SISTEM INFORMASI
MSDM NAMUN BELUM TERINTEGRASI DG MODUL BAGIAN LAIN
|
SISTEM INFORMASI MSDM
TELAH TERINTEGRASI DG MODUL LAIN TAPI BELUM MEMILIKI PERSONIL YG DAPAT
MENGEMBANGKAN SISTEM & MANAJEMEN DATA
|
TELAH LENGKAP SEMUA
SISTEM INFORMASI MSDM YG TERINTEGRASI NAMUN PERSONEL YG ADA KURANG TERLATIH
UTK MENGEMBANGKAN SISTEM & MAN DATA
|
SEMUA SISTEM INFORMASI
MSDM TELAH TERINTE-GRASI & MEMILIKI PERSONIL YG TERLATIH DLM
MENGEMBANGKAN SISTEM & MANAJEMN DATA
|
4
|
|
DATA REKAM PROFIL
INDIVIDU PEGAWAI
|
BELUM ADA DATA REKAM
PROFIL INDIVIDU PEGAWAI
|
TELAH ADA SEBAGIAN
PEGAWAI YG MEMILIKI DATA REKAM PROFIL INDIVIDU
|
SEMUA PEGAWAI TELAH
MEMILIKI DATA REKAM PROFIL INDIVIDU NAMUN BELUM TERUPDATE SECARA REGULER
|
FILES DATA UTK SELURUH
PEGAWAI DIPELIHARA & DIUPDATE REGULER NAMUN BELUM ADA KEBIJAKAN YANG
MEMBERI AKSES TERBATAS PADA PEGAWAI
|
SEMUA DATA FILES
TERUPDATE DAN TELAH ADA KEBIJAKAN MEMBERIKAN AKSES SECARA TERBATAS BERDASAR
ASAS KERAHASIAAN
|
2
|
TABEL 8.
|
KOMPONEN MSDM
|
TAHAPAN PERKEMBANGAN MSDM
|
|
||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
INDIKATOR
|
|
|
PENDIDIKAN & PELATIHAN SDM
|
|
|||||
|
PROGRAM PELATIHAN
|
BELUM ADA PROG
PELATIHAN APAPUN
|
BELUM ADA PROG
PELATIHAN FORMAL NAMUN BEBERAPA KALI MENGIRIMKAN STAF UTK IKUT PELATIHAN DI
LUAR ORGANISASI
|
BEBERAPA PELATIHAN SDH
DI LAKUKAN NAMUN TDK MELALUI PROSES ASESMEN KEBUTUHAN DARI STAF & BLM SESUAI
DG PRIORITAS ORG KESEHATAN
|
PROGRAM PELATIHN TELAH
MENJADI KOMPONEN FORMAL DARI ORGANISASI NAMUN BELUM DIPERUNTUKKAN BAGI SMUA
PEGAWAI JG BLUM DIEVALUASI HASILNYA
|
PROG PELATIHAN TELAH
MENJADI BAG ORGANISASI YG PUNYA NILAI TINGGI KRN TELAH DIKEMBANGKAN SESUAI
KEBUTUHAN ORG & PARA STAF NYA
|
4
|
|
PENGEMBANGAN MANAJEMEN
& LEADERSHIP
|
TDK ADA KEBIJAKAN
MAUPUN FILOSOFI YG UNGKAPKAN PENTINGNYA PENGEMBANGAN KAPASITAS KEPEMIMPINAN
YG KUAT BAGI ORG DI MASA MENDATANG
|
TELAH DIBUAT BBRP
USAHA UTK MENGEMBANGKAN KAPASITAS MANAJEMEN NAMUN BLUM SECARA RUTIN
|
PENGEMBANGAN KAPASITAS
MANAJEMEN TELAH DILAKUKAN SECARA REGULER NAMUN BELUM ADA TARGET PENCAPAIAN
MASA DEPAN
|
ORGANISASI SUDAH MULAI
MENGUSAHA-KAN PENGEMBANG-AN MANAJER & LEADER MASA DEPAN MELALUI BIMBINGAN
INTENSIF NAMUN PARTISIPASI MASIH SELEKTIF
|
PERENCANAAN
PENGEMBANGAN MANAJER & LEADER MASA DEPAN TELAH DITENTUKAN SHG SETIAP
ORANG DPT PARTISIPASI SESUAI STANDAR KINERJA & PENCAPAIAN MSG2
|
4
|
|
KERJASAMA TRAINING DG
PIHAK LUAR
|
TIDAK ADA HUBUNGAN
FORMAL DG INSTITUSI PELATIHAN EKSTERNAL BIDANG KESEHATAN
|
HUBUNGAN SDH TERJALIN
NAMUN MSH DALAM KORIDOR TANPA IKATAN FORMAL & TDK DIGUNAKAN BAGI
PENGEMBANG-AN DIKLAT
|
SDH TERDAPAT HUBUNGAN
FORMAL (MOU) NAMUN PIHAK MANAJEMEN TDK IKUT DLM PROSES PENGEMBANGAN KURIKULUM
PELATIHAN
|
MOU KERJASAMA JUGA
MEMUAT KERJASAMA DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM BERDASARKAN KOMPETENSI (SKILL,
KNOWLEDGE, ATITUDE) YG DIBUTUHKAN
|
KERJASAMA JUGA
MENAWARKAN PROGRAM PELATIH-AN SECARA REGU-LER BAGI PENING-KATAN KOMPETENSI
(SKILL, KNOWLEDGE, ATITUDE) YG DITARGETKAN
|
4
|
Hasil Evaluasi
Total penilaian = 21 komponen dengan
nilai maksimum = 5
Jadi 21 x 5 = 105
Hasil penilaian di Rumah sakit X = 63
Jadi 63 : 105 x 100% = 60%
Kesimpulan à kurang baik
BAB IV
PEMBAHASAN
Manajemen rumah
sakit adalah segala upaya dan aktifitas untuk mencapai visi dan misi dengan menggunakan
MSDM dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien. Dalam rangkaian system
kerja, sdm merupakan input terpenting untuk menjadikan sebuah organisasi itu
bermutu.
Manajemen SDM dalam
suatu organisasi sangatlah penting karena dengan adanya MSDM suatu organisasi
dapat memastikan bahwa organisasi dapat mencapai sukses, tujuan melalui anggota
organisasi yang ada. Orang yang bekerja untuk organisasi merupakan sumber utama
kapabilitas, efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuannya. Hal ini dapat
dicapai apabila pengelolaan SDM mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi
dilakukan dengan baik.
Upaya menanggulangi
keluhan kurang pegawai yang sering timbul, dicoba dengan menghitung beban
kerja, yang secara garis besar dapat dilakukan dengan work sampling, daily lock, time and motion study, self assessment,
sementara itu perhitungan kebutuhan tenaga dapat dinilai dengan system ratio. Yang dibandingkan dengan
sistem standar, berdasarkan need
dengan menghitung kebutuhan sesuai dengan demand
yang dihitung menurut kegiatan yang memang benar-benar nyata dilakukan.
Rumah sakit X adalah
rumah sakit umum swasta tipe C memiliki sumber daya tetap, akan mengalami
perubahan struktur organisasi menjadi rumah sakit umum tipe B. Yang akan
diwujudkan pada tahun 2016. Rata-rata score assasment MSDM masih kurang baik
(60%). Hal ini dikarenakan belum semuanya sesuai dengan kriteria, visi,misi
MSDM belum sejalan. Anggaran yang ada masih terbatas karena rumah sakit umum
tipe B ini masih melakukan pembangunan serta perubahan tipe rumah sakit umum
dari tipe C ke rumah sakit umum tipe B. Dan ada
penambahan beberapa instrument yang dibutuhkan dari rumah sakit X ini. Hal
ini mempengaruhi perencanaan, pengorganisasiaan dan peningkatan kompetensi SDM
belum optimal. Pada akhir proses penilaian dan evaluasi kinerja, karyawan akan
mendapatkan feedback dalam bentuk dialog atau diskusi one on one antara karyawan
dan atasan / pihak yang mengevaluasi kinerja karyawan. Dalam diskusi ini akan
dibahas hasil penilaian kinerja, mencari akar permasalahan apabila sasaran
kinerja tidak tercapai, serta rencana perbaikan atau pengembangan dimasa
mendatang. Dari hasil diskusi tersebut dapat memberikan saran tindak lanjut
sebagai berikut :
1.
Menyampaikan apresiasi kepada karyawan yang memberikan pencapaian kinerja
yang menonjol, serta mengusulkan alternatif penghargaan / kompensassi seperti
pemberian bonus, kenaikan gaji , hadiah,
promosi / kenaikan pangkat (ekstrinsik), pujian, pemberian kepercayaan,
pemberdayaan (intrinsik). Sebaliknya bagi mereka yang tidak mampu mencapai
target kinerja KPI seperti yang diharapkan akan ada konsekuensinya (consequence system) atau ditetapkan dari awal priode, akibat prestasi yang kurang
baik disampaikan secara transparan kepada karyawan seperti teguran (peringatan
lisan dan tulisan), pemotongan gaji ,
pemecatan
2.
Membuat program pengembangan kompetensi karyawan melalui pelatihan,
seperti pelatihan yang dilakukan di rumah sakit (in house training) dalam bentuk ceramah atau beeside teaching
untuk perawat, pelatihan di luar rumah sakit dalam bentuk sekolah formal (berijazah,kursus
singkat/lebih dari 80 jam,symposium,magang,studi banding)
3.
Melakukan pengalihan tugas bagi karyawan dengan kompetensi yang tidak
sesuai dengan jabatannya
4.
Mengoptimalkan pemberdayaan karyawan yang memiliki keunggulan dan
potensi.
5.
Meningkatkan motivasi karyawan
dengan memperbanyak dialog antara atasan dan karyawan
6.
Melakukan tindakan koreksi aatau percepatan bagi divisi-divisi yang
memiliki kinerja rendah
7.
Menyempurnakan system tata kerja serta menambah perlalatan dan teknoligi
yang sesuai untuk meningkatkan kinerja organisasi
8.
Menyempurnakan rencana kinerja organisassi
9.
Menganalisa lebih lanjut lebih rendahnya kinerja, dan membuat rencana
perbaikan sesuai akar permasalahan
Skore Kepuasan Karyawan
KPI
ini memberikan informasi mengenai kepuasan karyawann selama bekerja di rumah
sakit X. Rata-rata jawaban karyawan memilih kurang setuju pada pertanyaan
survey (65%). Rumah sakit X belum memenuhi target dan skala diangka rata-rata
sedangkan rasional penentuan target base 75%, stretch 90%,polaritas positif
(semakin tinggi semakin baik)
Tingkat absensi
karyawan, KPI mengukur tingkat kehadiran karyawan dimana angka targetnya 100%,
artinya tidak ada karyawan absen atau tidak masuk tanpa alasan. Tingkat absensi karyawan di rumah
sakit X pencapaiannya masih kurang baik, belum mencapai target yang ditetapkan
sehingga pihak manajemen memberikan teguran kalau sekaali absen tanpa alasan,
diberikan waktu dalam 3 bulan, kalau tidak ada perbaikan akan diberikan surat
peringatan pertama (SP1), 3 bulan kemudian tidak ada perubahan diberi SP2,
sampai dengan 3 bulan beriktnya tidak ada perubahan lagi dilakukan pemutusan
hubungan kerja, semuannya tercantum dalam Catatan Harian Perilaku Pegawai (CHPP)
BAB V
KESIMPULAN
Hasil yang didapatkan dari
assessment tools SDM rumah sakit X diperoleh nilai sebesar 60% (kurang baik)
dan KPI aspek SDM masih dibawah target, sehingga disimpulkan bahwa perencanaan,
dokumen, anggaran masih kurang,kinerja karyawan belum optimal.
Pimpinan atau manajemen melakukan
evaluasi, penyempurnaan dan membangun komunikasi kinerja yang terstruktur,
sistematis, dan sinergis dalam rangka mencapai visi dan misi berbasis strategis
di rumah sakit X. Akan lebih baik lagi jika data pencapaian kinerja dapat
dilaporkan secara berkala (setiap bulan atau triwulan) untuk memberi kesempaatan
kepada rumah sakit X untuk memberikan evaluasi dan perbaikan secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Wirawan,dr,SPA,M.M,M.Si, Manajemen SDM Indonesia, Cet ke I,2015,Divisi
Buku Perguruan Tinggi,Jakarta
Arini T.Soemohadiwidjojo,Panduan Praktis Menyusun KPI,Cet I,Raih Assa
Sukses 2915
Hris Rowley,Keith Jackson,MSDM,The Key Concepts,Cet ke II,2012
Brian E.Becker,Mark A.Huselid,Dave Ulrich,The HR Score Card 2001